Assalamu'alaykum, teman!
Sebelumnya gua mau berterima kasih untuk yang sudah membaca. Dan di sini gua bakalan lanjutin cerita pendakian gua ke Gunung Semeru bersama teman-teman dari Backpacker Jakarta. Yang belum baca bagian #1 (di sini) dan bagian #2 (di sini), silakan intip-intip dulu.
Isti di Puncak Mahameru |
Di bagian part 3 ini, gua akan menceritakan perjalanan ke Gunung Semeru yang dimulai dari Stasiun Pasar Senen (PSE). Sebelumnya gua mau minta maaf karena akan ada beberapa detail waktu yang gua lupakan persisnya kapan. Diri ini memang terlalu pelupa, hehe. Yok lanjut, ya. Setelah menempuh perjalanan dari rumah yang penuh dengan drama dalam perjalanannya, akhirnya gua sampai di Stasiun Pasar Senen sekitar 10 menit keberangkatan kereta. Di sini gua gak terlalu panik lagi karena gua yakin tiket kereta sudah diurus oleh Bang Arlan selaku CP jadi gua hanya perlu ketemu dia untuk minta tiket kereta gua. Oh iya, setiap perjalanan yang diadakan oleh BPJ pasti diatur oleh yang namanya CP (contact person), mereka yang akan koordinir semua peserta, seperti tiket kereta atau tiket masuk tempat wisata yang akan kita kunjungi. Balik ke cerita, ya. Karena gua sudah gak terlalu panik, gua pun masuk dulu ke dalam Indomart yang ada di PSE, ini sudah masuk dalam rencana gua. Ya masa mau menempuh 16 jam di kereta gua gak beli cemal-cemil, hahaha. Dan di sini Bang Arlan juga sudah ngeh kalo gua sudah datang. Keluar dari Indomart, gua langsung samperin Bang Arlan, walaupun pertama kali ketemu gua sudah ngenalin dia (ya iya dengan ciri-ciri yang pegang tiket banyak siapa lagi). Perjalanan ke Semeru ini adalah perjalanan di mana gua benar-benar sendirian di awal. Gak ada teman yang gua kenal sebelumnya. Dan pas awal ketemu itu, super canggung. Wajarlah, ya. Gua pun dikasih tiketnya oleh Bang Arlan dan kami langsung masuk ke dalam stasiun karena keretanya sudah stand by. Ngomong-ngomong kalian sudah pernah naik kereta berbarengan dengan para pendaki? Nah, iya seperti itu. Jelaslah hampir setengah bagasi gerbong kami kuasai dengan keril kami. Itu pun gak cukup, tapi bersyukurnya ada beberapa pendaki di injury time gagal nanjak dengan alasan berbeda, jadi tempat duduk mereka dijadikan tempat duduk keril, haha. Dan mulailah kereta melaju. Kami super berisik. Beberapa kali kami ditegur sama Bapak/Ibu karena keberisikan kami. Mulai dari main kartu, main teprok nyamuk, pokoknya sampai benar-benar menghilangkan kebosanan. Beberapa kali juga ada teman kami yang ditegur oleh petugas karena tidur di lantai kereta yang bisa mengganggu penumpang lainnya. Hadeuhh.. ada-ada aja kelakukan mereka. Gua di sini sebagai anak yang paling muda pun hanya diam, masih belum punya energi untuk bercengkrama karena masih belum kenal. Ubah-ubah posisi duduk untuk bisa tidur, teap tetap gak bisa. Sampai akhirnya Kak Vivi menjadi sandaran gua tidur tanpa gua sadari. Pasti dia pegal banget gua tumpu seperti itu. Maaf ya, Kak. Waktu pun terus bergulir, hingga sampailah kami di Stasiun Malang. Oh iya, biar ada jejak jangan lupa foto dulu, ya.
Detik-detik sampai di Stasiun Malang bersama beberapa rombongan dan CP kece |
FYI, di luar Stasiun Malang ada rawon yang rasanya enak banget Ya Allah. Yang jualannya cuma di grobakan gitu. Harganya juga murah cuma 15 ribuan sudah include teh manis segelas dan tempe goreng. Yassalam, sedap nian.
Dengan sedih hati, gua akan mengakhiri cerita perjalanan Semeru sampai sini aja. Gua sudah benar-benar lupa apa aja yang gua lakukan secara detailnya, jadi biarlah perjalanan ke Semeru gua cukup sampai sini gua share ke kalian hahaha. Sisanya biar gua yang mengenangnya dalam romantisme kerinduan akan setiap langkah menapaki Gunung Semeru.
Terima kasih yang sudah membaca. Semoga bermanfaat.
Bonus foto-foto di Gunung Semeru.
Pos Jambangan |
Bersama Bang Denny, Bang Muamar, dan Bang Fajri di Puncak Mahameru |
Melewati syahdunya Tanjakan Cinta |
Komentar
Posting Komentar