Langsung ke konten utama

Senja... [Puisi Kolaborasi Isti x Reza]

Senja...
Apa bagusnya senja?
Bukankah fajar tak kalah bagus?
Yang kutahu senja itu tanda terenggutnya terang dari dunia...
Senja itu tanda kegelapan akan hadir...
Dan bukankah di waktu gelap semua terasa lambat?
Saat kejahatan memulai aksinya...
Saat sang pemantra mulai menjalankan misinya...
Tapi kembali lagi, semua sudah jalan takdir Sang Pencipta
Ada senja pasti kegelapan akan tiba
Ada fajar pasti dunia kembali terang benderang
Tak ada keduanya pasti kiamat sudah hadir
Dan anak senja hanyalah nama tanpa dia bisa merenungi keindahan penciptanya...

Senja...
Senja itu adalah awal saat engkau harus melepas lelah dan bersiap menemui Sang Pencipta...
Bukankah saat sepertiga malam Allah turun ke langit dunia?
Allah menjadikan malam untuk beristirahat seperti yang tercantum dalam surat An-Naba...
Bukti kekuasaan Allah dalam setiap noktah-noktah kehidupan di dunia...

Bagiku, terkadang senja layaknya hempasan angin...
Ia datang menyeruak ke dalam nadi yang paling dalam...
Mengetuk jiwa-jiwa hening yang dingin...
Seperti taifun di keheningan malam...

Lalu pergi, tak menyisakan asa dan angan...
Menyisakan rindu yang dalam...

Sesekali aku tersadar bahwa Allah pasti punya maksud dan tujuan...
Dari diciptakannya senja yang kelam...

Ia hadir menyambut datangnya fajar...
Saat di mana harapan kian tersemai...

=======

Assalamu'alaykum, teman!

Puisi di atas adalah sebuah karya yang dihasilkan dari war dalam chat di telegram antara Isti dan Reza. Lagi-lagi, akan sangat disayangkan jika aku hanya mendiamkan tulisan pada catatan di lembaran notes ataupun rangkaian chat semata. Walau blog ini jarang ada yang baca tapi seengaknya tidak hilang dimakan waktu ya. Biar dunia tahu aja, hehe. Ngomong-ngomong, sering kali inspirasiku muncul ketika aku berinteraksi dengan orang lain, baik dari kata-kata seseorang itu ataupun dari bahasan yang sedang kami bicarakan. Spontanitasku pun kadang bikin orang heran, "nih anak kenapa tiba-tiba jadi pujangga" haha, biarlah... tapi ya begitu. Gapapa dibilang aneh, wkwk. Daripada buat prank-prank teks lirik lagu kan? Lebih baik berkarya ya? 
Walau jelek tapi kita perlu untuk mengapresiasi diri sendiri. Dan aku rasa para penulis puisi ataupun penulis cerita gak ujug-ujug punya tulisan bagus bukan? Semua perlu diasah dari kreativitas, kemauan, dan rasa dalam tulisan kita biar ada ciri khas unik yang terus tertanam pada para pembaca. 
Terpenting! Kita harus berani untuk memublikasikan karya kita dan jangan lupa untuk mempertanggungjawabkannya.

Semoga bermanfaat :)
Wassalam...

Bonus foto senja hasil jepretan Kang Luthfi A.F. di langit Gunung Merbabu



Komentar

  1. Kereeen, inspirasi terkadang datang manakala kita sedang ada masalah dengan seseorang. Kayak gelud misalnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai tim bedah rumah, terima kasih sudah komen. Gak nyangka bisa dikomen sama kamu, hahaha. Dasar alay.

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Semeru, Impian Sejak Negara Api Belum Menyerang #3

Assalamu'alaykum, teman! Sebelumnya gua mau berterima kasih untuk yang sudah membaca. Dan di sini gua bakalan lanjutin cerita pendakian gua ke Gunung Semeru bersama teman-teman dari Backpacker Jakarta. Yang belum baca bagian #1 ( di sini ) dan bagian #2 ( di sini ), silakan intip-intip dulu. Isti di Puncak Mahameru Di bagian part 3 ini, gua akan menceritakan perjalanan ke Gunung Semeru yang dimulai dari Stasiun Pasar Senen (PSE). Sebelumnya gua mau minta maaf karena akan ada beberapa detail waktu yang gua lupakan persisnya kapan. Diri ini memang terlalu pelupa, hehe. Yok lanjut, ya. Setelah menempuh perjalanan dari rumah yang penuh dengan drama dalam perjalanannya, akhirnya gua sampai di Stasiun Pasar Senen sekitar 10 menit keberangkatan kereta. Di sini gua gak terlalu panik lagi karena gua yakin tiket kereta sudah diurus oleh Bang Arlan selaku CP jadi gua hanya perlu ketemu dia untuk minta tiket kereta gua. Oh iya, setiap perjalanan yang diadakan oleh BPJ pasti dia

Jalan-jalannya Dia, Bisa Jadi Menjemput Ajalnya

Sebuah kabar yang lagi-lagi menyedihkan hati. Kehilangan teman baik yang bahkan Allah mempertemukan kami di jalur menuju puncak Gunung Merbabu. Mudah bagi Allah membuat skenario dalam hidup setiap hamba-Nya. Entah semalam aku tidur memang lebih larut dari biasanya. Padahal kondisi badan yang sangat lelah akibat pulang mengajar les privat. Aku pikir sampai rumah akan langsung bisa memejamkan mata. Namun, entah mengapa mata malah susah diajak kompromi. Sempat sedikit membantu mengurus berkas adik yang mau daftar ke jenjang SMA. Pun itu kondisi mata masih sangat segar. Sudah coba berbaring pun tetap gak mau lelap. Tiba-tiba rasa perut lapar. Langsung terpikir mungkin karena perut yang lapar aku belum bisa tidur. Akhirnya, beberapa menit menuju pukul 00.00 WIB aku pun mengisi perut, sekalian rapelan untuk sahur hehe. Tapi lagi-lagi mataku tetap gak mau diajak tidur hingga waktu semakin pagi. Anehnya, tidur yang kepagian ini gak membuat aku bangun kesiangan. Justru jam 5 tepat aku sudah

Dinas Perdana Bersama Auditor

 Hai, temans!           Kembali lagi bersama #istibercerita. Apa kabar kamu? Semoga selalu dalam keadaan sehat ya. Mumpung lagi di rumah aja setiap hari dan sekarang aku lagi semangat-semangatnya nulis, aku memutuskan untuk kembali mengisi blog aku ini. Kali ini aku mau sedikit bercerita tentang pekerjaan aku sebagai seorang umbi-umbian di salah satu instansi pusat di Jakarta. Tentang apa ya? Sesuai dengan judulnya, aku ingin cerita tentang perjalanan dinas perdanaku bersama para senior auditor di wilayah penempatanku saat ini.           Oh iya, untuk kamu yang belum tau apa itu umbi-umbian, aku kasih tau nih. Jadi, umbi-umbian adalah sebutan bagi mereka para ASN yang masih merumput, haha. Entah kenapa disebutnya umbi. Mungkin karena umbi itu awalan untuk menjadi dewasa (?). Nah, walaupun masih umbi-umbian, di instansiku sudah boleh diajak untuk melaksanakan perjalanan dinas. Apa sih perjalanan dinas itu? Perjalanan dinas atau biasa disingkat dengan perjadin adalah kegiatan melaksanaka