Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Puisi

Pujangga Sejak Dulu...

Mungkin hanya aku yang merasakannya... Paling pojok di dalam sebuah ruangan Duduk menikmati semilir angin yang berhembus tanpa henti Sangat lembut... Melengkapi suasana pagi yang sejuk Menggerakkan pohon yang berbunga kuning Tertiup ke sana ke mari tiada henti Menambah pesona bunga yang semakin menarik hati Kuning dan indah dipandang.... Tak mau kalah... Sang matahari pun belum menampakkan wajahnya Padahal hari sudah semakin siang.... Angin... matahari... bunga... Semua menjadi satu... Memperindah hari dengan syahdu... Sungguh indah ciptaan-Mu... Ⓡ Depok, 3 November 2013 Catatan: - Saat dipublikasikan di blog ini, puisi mengalami sedikit revisi. ===== Assalamu'alaykum, teman! Pujangga sejak dulu? Boleh gak sih aku mengklaim seperti itu? hahaha. Karena ternyata puisi di atas aku dapatkan setelah aku melihat-lihat kembali halaman facebook -ku. Jika dilihat dari tanggal publikasi di FB-ku, puisi itu dibuat ...

Senja... [Puisi Kolaborasi Isti x Reza]

Senja... Apa bagusnya senja? Bukankah fajar tak kalah bagus? Yang kutahu senja itu tanda terenggutnya terang dari dunia... Senja itu tanda kegelapan akan hadir... Dan bukankah di waktu gelap semua terasa lambat? Saat kejahatan memulai aksinya... Saat sang pemantra mulai menjalankan misinya... Tapi kembali lagi, semua sudah jalan takdir Sang Pencipta Ada senja pasti kegelapan akan tiba Ada fajar pasti dunia kembali terang benderang Tak ada keduanya pasti kiamat sudah hadir Dan anak senja hanyalah nama tanpa dia bisa merenungi keindahan penciptanya... Senja... Senja itu adalah awal saat engkau harus melepas lelah dan bersiap menemui Sang Pencipta... Bukankah saat sepertiga malam Allah turun ke langit dunia? Allah menjadikan malam untuk beristirahat seperti yang tercantum dalam surat An-Naba... Bukti kekuasaan Allah dalam setiap noktah-noktah kehidupan di dunia... Bagiku, terkadang senja layaknya hempasan angin... Ia datang menyeruak ke dalam nadi yang paling dalam.....

Ramadhan

Dear, Awalnya aku merasa berat Ada perubahan dari aktivitasku Namun, seiring waktu berjalan... Aku semakin nyaman Semakin syahdu atas segala hal yang bisa aku dapatkan lebih dari biasanya Makin hari rasa sayang bertambah Rasanya tak mau lepas Mau terus bermesra manja, di tengah kesibukan yang melanda Walau ujung-ujungnya aku yang mengabaikanmu karena terlalu sibuk urusan duniawi Tapi, saat lagi sayang-sayangnya begini Kamu malah pergi Hati ini sungguh tak rela Bila boleh mengulang waktu Aku mau setiap detik tak ada yang terlewat untuk bermesra manja Ramadhan...  Aku yakin dirimu pasti kembali di tahun-tahun yang akan datang Namun, suatu keniscayaan... Aku yang tak bisa berjumpa denganmu Walau setiap tahun sudah kutata sedemikian rupa Tapi, tetap saja khilaf diri ini tak luput untuk mengacaukan segalanya Ramadhan..  Selamat jalan Semoga kelak sang Maha Merajai atas diri ini masih mengizinkan kita bertemu Terima kasih Ramadhan... Atas segala latihan yg k...

Ada Dia Di Rumah

Angin berhembus dengan kencangnya Membuat suasana penuh kesunyian Malam pun semakin mencekam  Dan udara dingin semakin menggerogoti tulang Di rumah aku terdiam menyendiri Tiba-tiba terdengar suara... Tok.. tok.. tok... Penasaran... Kuberanikan menengok ke depan rumah lewat jendela Tak ada siapa pun Namun, ada selembaran yang tertinggal di depan pintu rumahku Entah itu apa, aku pun mengabaikannya Malam pun semakin larut Aku pun bersiap untuk melaksanakan tugasku Meluluhkan si korban dengan mengikat kedua tangannya di ranjang Hingga... Terjadilah... Ya, itulah yang setiap malam kulakukan Hingga diri ini mati diterkam sang serigala Ataupun ditusuk oleh pembunuh berantai Hai kawan!  Puisi di atas salah satu puisi ciptaanku yang tadinya mau diikutkan juga ke event anniversary Radio WWCPNS. Tapi karena kurang ada inspirasi lagi jadilah cuma 3 bait haha. Ngomong-ngomong ada yang tahu cast apa yang aku jadiin inspirasi puisi? Hmmm ap...

[Special Event] Werewolf CPNS Reborn

Hilang  Hilang.. Entah hilang karena apa Entah hilang karena siapa Aku bukanlah siapa-siapa Mungkin bila masuk ke dalam permainan werewolf Aku hanyalah seorang warga desa  Yang menunggu waktunya diterkam sang serigala Ataupun dihasut untuk menjadi pasukan kutil Tapi... Kehilangan itu pun membekas dibenakku Sebab aku pernah sedikit merasakan keberadaannya Rasa marah, kesal, kecewa ataupun keinginan menjadi seorang perusuh seperti si tanner sepertinya tak pantas ada pada diriku Lagi-lagi karena aku hanyalah seorang warga desa Tapi bila melihat mereka yang benar-benar merasa kehilangan, rasa itu pasti ada Marah.. Kesal... Kecewa.. Namun..  Buat apa berlama-lama pada yang sudah hilang Bukankah bila mati satu bisa tumbuh seribu? Bukankah bila sudah hilang bisa berganti dengan yang baru? Bukankah bila sudah selesai bisa mulai dengan permainan yang baru? Ya, semua tidak ada yang tidak mungkin Tak perlu risau dengan kehilan...

Tertawa

Haha Atau Wkwk Atau Hehe Atau Entahlah Bagaimanapun tulisannya aku yakin maksud dari semua itu adalah tertawa Ya, itulah ekspresi tertawa lewat tulisan Walau kadang diragukan Antara... Benar-benar tertawa atau malah sandiwara Ya, sandiwara dunia lewat media sosial Tapi... Kenapa harus risau Toh semua mendapatkan pertanggungjawabannya Tak ada setitik pun gerak di dunia ini yang tak tertulis Mau kau bilang palsu Mau kau bilang bohong Mau apapun yang kau bilang akan hal itu Tak usah risau kawan Biar Tuhan yang membalasnya Dan lapangkanlah hatimu Apa tidak lelah bila terus menduga? Bonus foto tertawa, Gan! Ekspresi tertawa rombongan Trip Perdana Semeru BPJ (Nama dari belakang ke depan, kiri ke kanan : Bang Afri, aku , Bang Catur, Kak Siti, Bang Muamar, Kak Vivi, Bang Denny, Bang Fajri, Bang Sandy)