Langsung ke konten utama

Perenungan

Pernah gak sih kamu ada di posisi di mana kamu sangat menginginkan sesuatu, kemudian kamu berdoa sampai nangis-nangis tersedu.

"Ya Allah aku mau itu"
"Ya Allah aku mau Engkau ridhoi hajatku"
"Ya Allah aku mau itu, aku mau angkat derajat kedua orang tuaku"
"Ya Allah tolong kabulkan diwaktunya nanti"
"Ya Allah aku mohon ampun, jangan jadikan dosa-dosaku penghalang atas doa-doaku"
"Ya Allah maaf kalau aku minta terlalu duniawi, tapi aku mohon aku mau itu"
"Ya Allah kuatkan aku untuk mencapai itu"
"Ya Allah tolong ya Allah, kalau bukan Engkau yg menolongku aku minta ke siapa lagi"
"Ya Allah maaf kalau aku memaksa, tapi aku akan tetap berusaha semampuku atas apa-apa yang kelak aku hadapi dan lalui untuk mencapai hajatku"
"Ya Allah semoga Engkau melihat dan mendengar doa-doaku"

"Allahumma laa sahla illa ma jaaltahu sahla wa anta tajalul hasna ila si'ta sahla"

Setelah berdoa... 
Tiba-tiba suatu rasa menghampirimu
Rasa pesimis...

"Kalau nanti Allah gak kabulkan doanya di waktu yang kamu inginkan gimana?"
"Gimana kalau orang tuamu semakin sedih atas kegagalan yang kembali terjadi?"
"Apa kamu sudah punya rencana lain untuk melaluinya?"
"Pikir lagi deh, itu terlalu duniawi gak sih?"
"Emang mau ngapain sih?"
"Apaan sih yang sebenernya kamu mau kejar?"
"Inget lho umur kamu udh segini sekarang, mau ngapain lagi?"

Kemudian sisi baikmu kembali mengingat hal-hal positif untuk tidak terlalu overthinking terhadap takdir Allah

"Kenapa sih harus menerka-nerka apa yang belum tentu terjadi?"
"Kenapa sih harus selalu overthinking terus?"
"Kenapa sih gak melakukan yang terbaik aja dari sekarang dan pasrahkan semuanya?"


Lalu di saat yang bersamaan ada ayat Al-Quran dan hadist yang kembali mengingatkanmu
Rasanya seperti Allah sedang menyapa di saat membutuhkan pegangan...

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Semangatlah dalam meraih sesuatu yang bermanfaat bagi dirimu, mohonlah pertolongan kepada Allah dan jangan lemah (mudah putus asa)!” (HR. Muslim)

“Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh” (QS. An Naml: 19)
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~


Ya Allah maafkan aku yang sempat putus asa. 
Ya Allah maaf aku yang terlalu suudzon. 
Ya Allah semoga kelak Engkau benar-benar mengabulkan doaku hari ini. 
Apapun yang kelak terjadi aku akan mempersiapkan diri untuk menerima segalanya. 
Ampuni aku ya Allah..



"Just do it, let Allah finish it"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Semeru, Impian Sejak Negara Api Belum Menyerang #3

Assalamu'alaykum, teman! Sebelumnya gua mau berterima kasih untuk yang sudah membaca. Dan di sini gua bakalan lanjutin cerita pendakian gua ke Gunung Semeru bersama teman-teman dari Backpacker Jakarta. Yang belum baca bagian #1 ( di sini ) dan bagian #2 ( di sini ), silakan intip-intip dulu. Isti di Puncak Mahameru Di bagian part 3 ini, gua akan menceritakan perjalanan ke Gunung Semeru yang dimulai dari Stasiun Pasar Senen (PSE). Sebelumnya gua mau minta maaf karena akan ada beberapa detail waktu yang gua lupakan persisnya kapan. Diri ini memang terlalu pelupa, hehe. Yok lanjut, ya. Setelah menempuh perjalanan dari rumah yang penuh dengan drama dalam perjalanannya, akhirnya gua sampai di Stasiun Pasar Senen sekitar 10 menit keberangkatan kereta. Di sini gua gak terlalu panik lagi karena gua yakin tiket kereta sudah diurus oleh Bang Arlan selaku CP jadi gua hanya perlu ketemu dia untuk minta tiket kereta gua. Oh iya, setiap perjalanan yang diadakan oleh BPJ pasti dia

Jalan-jalannya Dia, Bisa Jadi Menjemput Ajalnya

Sebuah kabar yang lagi-lagi menyedihkan hati. Kehilangan teman baik yang bahkan Allah mempertemukan kami di jalur menuju puncak Gunung Merbabu. Mudah bagi Allah membuat skenario dalam hidup setiap hamba-Nya. Entah semalam aku tidur memang lebih larut dari biasanya. Padahal kondisi badan yang sangat lelah akibat pulang mengajar les privat. Aku pikir sampai rumah akan langsung bisa memejamkan mata. Namun, entah mengapa mata malah susah diajak kompromi. Sempat sedikit membantu mengurus berkas adik yang mau daftar ke jenjang SMA. Pun itu kondisi mata masih sangat segar. Sudah coba berbaring pun tetap gak mau lelap. Tiba-tiba rasa perut lapar. Langsung terpikir mungkin karena perut yang lapar aku belum bisa tidur. Akhirnya, beberapa menit menuju pukul 00.00 WIB aku pun mengisi perut, sekalian rapelan untuk sahur hehe. Tapi lagi-lagi mataku tetap gak mau diajak tidur hingga waktu semakin pagi. Anehnya, tidur yang kepagian ini gak membuat aku bangun kesiangan. Justru jam 5 tepat aku sudah

Dinas Perdana Bersama Auditor

 Hai, temans!           Kembali lagi bersama #istibercerita. Apa kabar kamu? Semoga selalu dalam keadaan sehat ya. Mumpung lagi di rumah aja setiap hari dan sekarang aku lagi semangat-semangatnya nulis, aku memutuskan untuk kembali mengisi blog aku ini. Kali ini aku mau sedikit bercerita tentang pekerjaan aku sebagai seorang umbi-umbian di salah satu instansi pusat di Jakarta. Tentang apa ya? Sesuai dengan judulnya, aku ingin cerita tentang perjalanan dinas perdanaku bersama para senior auditor di wilayah penempatanku saat ini.           Oh iya, untuk kamu yang belum tau apa itu umbi-umbian, aku kasih tau nih. Jadi, umbi-umbian adalah sebutan bagi mereka para ASN yang masih merumput, haha. Entah kenapa disebutnya umbi. Mungkin karena umbi itu awalan untuk menjadi dewasa (?). Nah, walaupun masih umbi-umbian, di instansiku sudah boleh diajak untuk melaksanakan perjalanan dinas. Apa sih perjalanan dinas itu? Perjalanan dinas atau biasa disingkat dengan perjadin adalah kegiatan melaksanaka