Langsung ke konten utama

Dinas Perdana Bersama Auditor

 Hai, temans!

        Kembali lagi bersama #istibercerita. Apa kabar kamu? Semoga selalu dalam keadaan sehat ya. Mumpung lagi di rumah aja setiap hari dan sekarang aku lagi semangat-semangatnya nulis, aku memutuskan untuk kembali mengisi blog aku ini. Kali ini aku mau sedikit bercerita tentang pekerjaan aku sebagai seorang umbi-umbian di salah satu instansi pusat di Jakarta. Tentang apa ya? Sesuai dengan judulnya, aku ingin cerita tentang perjalanan dinas perdanaku bersama para senior auditor di wilayah penempatanku saat ini. 

        Oh iya, untuk kamu yang belum tau apa itu umbi-umbian, aku kasih tau nih. Jadi, umbi-umbian adalah sebutan bagi mereka para ASN yang masih merumput, haha. Entah kenapa disebutnya umbi. Mungkin karena umbi itu awalan untuk menjadi dewasa (?). Nah, walaupun masih umbi-umbian, di instansiku sudah boleh diajak untuk melaksanakan perjalanan dinas. Apa sih perjalanan dinas itu? Perjalanan dinas atau biasa disingkat dengan perjadin adalah kegiatan melaksanakan tugas di luar instansi kita sendiri. Mudahnya, misalnya aku kerja di sebuah instansi di daerah Fatmawati, kemudian aku mendapatkan perintah untuk melaksanakan tugas ke sebuah instansi di Lapangan Banteng, nah itu bisa disebut perjalanan dinas. Lebih tepatnya perjalanan dinas di dalam kota karena masih sama-sama di wilayah Kota Jakarta. 

        Balik lagi, sebagai umbi-umbian aku juga sudah melaksanakan perjalanan dinas perdanaku. Setelah berbagai drama yang aku lalui, akhirnya aku merasakan juga yang namanya perjadin. Spesialnya, perjadin pertama aku langsung diajak bersama para senior auditor di wilayah penempatanku. Kenapa aku bilang spesial? Karena aku salah satu calon auditor juga, jadi aku bersyukur bisa mencicipi pekerjaan aku kelak. Penugasan dinas perdanaku yaitu ke salah satu Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) dan salah satu Madrasah Aliyah Negeri (MAN) di Kabupaten Tangerang untuk melaksanakan pendampingan atas pembangunan infrastruktur yang dibiayai oleh SBSN (Surat Berharga Syariah Negara). 

        Tadinya aku berpikir, "Ah masih anak bawang pasti ngga terlalu dilibatkan dalam bekerja". Tapi aku salah. Setelah sampai di lokasi, senior aku tanya, "Isti emang jurusan apa?" Aku jawab, "Aku jurusan Teknologi Bioproses di UI, Sarjana Teknik." Seniorku jawab lagi, "Wah, pas banget, ini kan tentang BMN (Barang Milik Negara), anak teknik pasti kuat analisisnya." Ya Allah, aku cukup speechless di sini karena aku sedikit merasakan keberadaan aku bukan cuma ikut-ikut dan ngeliatin aja. Tapi aku beneran bisa bantu mereka untuk mengerjakan tugas ini. Terus salah satu seniorku bilang, "Is, coba mau kerjain interpolasinya ya, aku udah ada sih excel perhitungannya tapi kamu aja yang kerjain." Wow, aku sedikit disorientasi, haha. Aku diminta untuk menghitung interpolasi dalam perencanaan anggaran yang sudah dibuat oleh satuan kerja (satker) yang kami kunjungi. Menghitung interpolasi ini fungsinya untuk melakukan cross check apakah rencana anggaran tersebut sudah sesuai dengan aturan yang ada atau belum. Alhamdulillah, selama kuliah aku sering banget tuh ngitung-ngitung interpolasi. Apalagi soal keteknikan, sering banget mengukur atau menghitung menggunakan tabel interpolasi. Jadi dengan percaya diri aku cuma jawab, "Siap, mba." 

        Sejujurnya aku sudah agak lupa dengan rumus interpolasi, tapi aku coba mengingat kembali dengan melihat ke google. Setelah mendapatkan rumusnya, aku pun mengerjakan tiap rencana anggaran dengan teliti. Walaupun masih agak belum yakin. Setelah selesai aku bilang, "Mba, ini aku udah selesai, bener gak ya?" Terus dilihat oleh mba senior. Mbanya jawab, "Kalau secara logika, hitungan kamu udah bener kok, kan ini hasilnya masih ada di antara ini dan ini." Di sini aku seneng banget karena bisa melakukan sesuai yang diminta. Terus mbanya bilang lagi, "Rumus yang kamu pake lebih mudah dicerna, aku minta ya excel-nya." Did you know? Aku seneng banget digituin, hehehe. 

        Aku pikir perjalanan dinas sama auditor itu menyeramkan. Aku takut nyusahin mereka. Aku takut ngga bisa bantuin mereka. Karena aku sama sekali ngga punya pengamalan sebagai auditor dan jurusan kuliah aku sepertinya memang kurang pas di formasiku ini. Tapi selama dinas ini, feedback dan bimbingan mereka selalu baik. Dan bonusnya aku ditraktir makan sama mereka, ehehe. Alhamdulillah rezeki anak shalihah, wkwk. 

        Di awal aku menjadi umbi-umbian, aku pikir jurusan aku ngga terlalu berguna. Karena aku masuk instansi ini hanya bermodal gelar Sarjana Teknik (S.T.), sedangkan jurusan aku agak ngga nyambung dengan pekerjaan di instansi ini. Dan sekarang aku sudah membuktikan, aku dan jurusan kuliahku bisa berguna kok, walaupun ngga semua yang aku pelajari di masa kuliah digunakan. Tapi, beberapa disiplin ilmunya sangat berguna. Membuat aku menjadi lebih percaya diri dengan kemampuan yang aku miliki. 

        Sekian cerita aku kali ini. Percayalah, setiap orang punya kemampuan terbaiknya. Terpenting, kita mau berusaha semaksimal mungkin dan menunjukkan kalau kita itu bisa. Termasuk cerita ini, bagi aku ini adalah pengalaman emas aku. Di mana aku benar-benar bisa mematahkan ekspektasi negatif terhadap diri aku sendiri dan bisa menunjukkan kemampuan aku dengan baik. 

        Terima kasih yang sudah membaca. Sampai bertemu di tulisan #istibercerita selanjutnya. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Karena belum waktunya?

Hai teman!           Sudah lama ngga bersapa dengan blog ini. Setelah aku cek ternyata beberapa foto yang aku sisipkan di posting an sebelumnya banyak yang ngga bisa tampil dengan baik. Kenapa ya? Mungkin ada yang mengalami hal yang sama dan sudah tau solusinya boleh kasih tau aku ya cara mengatasinya. Hehehe, kok jadi serasa blog ini banyak pengunjungnya aja aku sok-sokan minta solusi. Padahal hanya untuk konsumsi pribadi. Gapapa deh ya, mungkin ada yang menggunakan kegabutannya hingga bertemu dengan blog aku ini.         Sesuai dengan judulnya. "Karena belum waktunya?". Di sini aku mau bercerita tentang hal-hal yang mendesak aku sekarang ini. Mungkin teman-teman sudah ngga asing dengan sebutan quarter life crisis . Ya, sebuah istilah yang digunakan untuk orang-orang yang memasuki umur 25 tahun tapi berada di kondisi hidup yang krisis. Krisis dari sisi finansial, percintaan, permasalahan sosial, dll. Di tahun ini aku berada di titik itu. Saat tulisan ini ditulis, aku belum g

Semeru, Impian Sejak Negara Api Belum Menyerang #3

Assalamu'alaykum, teman! Sebelumnya gua mau berterima kasih untuk yang sudah membaca. Dan di sini gua bakalan lanjutin cerita pendakian gua ke Gunung Semeru bersama teman-teman dari Backpacker Jakarta. Yang belum baca bagian #1 ( di sini ) dan bagian #2 ( di sini ), silakan intip-intip dulu. Isti di Puncak Mahameru Di bagian part 3 ini, gua akan menceritakan perjalanan ke Gunung Semeru yang dimulai dari Stasiun Pasar Senen (PSE). Sebelumnya gua mau minta maaf karena akan ada beberapa detail waktu yang gua lupakan persisnya kapan. Diri ini memang terlalu pelupa, hehe. Yok lanjut, ya. Setelah menempuh perjalanan dari rumah yang penuh dengan drama dalam perjalanannya, akhirnya gua sampai di Stasiun Pasar Senen sekitar 10 menit keberangkatan kereta. Di sini gua gak terlalu panik lagi karena gua yakin tiket kereta sudah diurus oleh Bang Arlan selaku CP jadi gua hanya perlu ketemu dia untuk minta tiket kereta gua. Oh iya, setiap perjalanan yang diadakan oleh BPJ pasti dia