Langsung ke konten utama

Ramadhan

Dear,
Awalnya aku merasa berat
Ada perubahan dari aktivitasku
Namun, seiring waktu berjalan...
Aku semakin nyaman
Semakin syahdu atas segala hal yang bisa aku dapatkan lebih dari biasanya
Makin hari rasa sayang bertambah
Rasanya tak mau lepas
Mau terus bermesra manja, di tengah kesibukan yang melanda
Walau ujung-ujungnya aku yang mengabaikanmu karena terlalu sibuk urusan duniawi
Tapi, saat lagi sayang-sayangnya begini
Kamu malah pergi
Hati ini sungguh tak rela
Bila boleh mengulang waktu
Aku mau setiap detik tak ada yang terlewat untuk bermesra manja
Ramadhan... 
Aku yakin dirimu pasti kembali di tahun-tahun yang akan datang
Namun, suatu keniscayaan...
Aku yang tak bisa berjumpa denganmu
Walau setiap tahun sudah kutata sedemikian rupa
Tapi, tetap saja khilaf diri ini tak luput untuk mengacaukan segalanya
Ramadhan.. 
Selamat jalan
Semoga kelak sang Maha Merajai atas diri ini masih mengizinkan kita bertemu
Terima kasih Ramadhan...
Atas segala latihan yg kau berikan padaku
Terima kasih telah mengajarkan diri ini 
Untuk terus bermanja syahdu dengan sang Maha Penyayang

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pujangga Sejak Dulu...

Mungkin hanya aku yang merasakannya... Paling pojok di dalam sebuah ruangan Duduk menikmati semilir angin yang berhembus tanpa henti Sangat lembut... Melengkapi suasana pagi yang sejuk Menggerakkan pohon yang berbunga kuning Tertiup ke sana ke mari tiada henti Menambah pesona bunga yang semakin menarik hati Kuning dan indah dipandang.... Tak mau kalah... Sang matahari pun belum menampakkan wajahnya Padahal hari sudah semakin siang.... Angin... matahari... bunga... Semua menjadi satu... Memperindah hari dengan syahdu... Sungguh indah ciptaan-Mu... Ⓡ Depok, 3 November 2013 Catatan: - Saat dipublikasikan di blog ini, puisi mengalami sedikit revisi. ===== Assalamu'alaykum, teman! Pujangga sejak dulu? Boleh gak sih aku mengklaim seperti itu? hahaha. Karena ternyata puisi di atas aku dapatkan setelah aku melihat-lihat kembali halaman facebook -ku. Jika dilihat dari tanggal publikasi di FB-ku, puisi itu dibuat ...

Senja... [Puisi Kolaborasi Isti x Reza]

Senja... Apa bagusnya senja? Bukankah fajar tak kalah bagus? Yang kutahu senja itu tanda terenggutnya terang dari dunia... Senja itu tanda kegelapan akan hadir... Dan bukankah di waktu gelap semua terasa lambat? Saat kejahatan memulai aksinya... Saat sang pemantra mulai menjalankan misinya... Tapi kembali lagi, semua sudah jalan takdir Sang Pencipta Ada senja pasti kegelapan akan tiba Ada fajar pasti dunia kembali terang benderang Tak ada keduanya pasti kiamat sudah hadir Dan anak senja hanyalah nama tanpa dia bisa merenungi keindahan penciptanya... Senja... Senja itu adalah awal saat engkau harus melepas lelah dan bersiap menemui Sang Pencipta... Bukankah saat sepertiga malam Allah turun ke langit dunia? Allah menjadikan malam untuk beristirahat seperti yang tercantum dalam surat An-Naba... Bukti kekuasaan Allah dalam setiap noktah-noktah kehidupan di dunia... Bagiku, terkadang senja layaknya hempasan angin... Ia datang menyeruak ke dalam nadi yang paling dalam.....

Perenungan

Pernah gak sih kamu ada di posisi di mana kamu sangat menginginkan sesuatu, kemudian kamu berdoa sampai nangis-nangis tersedu. "Ya Allah aku mau itu" "Ya Allah aku mau Engkau ridhoi hajatku" "Ya Allah aku mau itu, aku mau angkat derajat kedua orang tuaku" "Ya Allah tolong kabulkan diwaktunya nanti" "Ya Allah aku mohon ampun, jangan jadikan dosa-dosaku penghalang atas doa-doaku" "Ya Allah maaf kalau aku minta terlalu duniawi, tapi aku mohon aku mau itu" "Ya Allah kuatkan aku untuk mencapai itu" "Ya Allah tolong ya Allah, kalau bukan Engkau yg menolongku aku minta ke siapa lagi" "Ya Allah maaf kalau aku memaksa, tapi aku akan tetap berusaha semampuku atas apa-apa yang kelak aku hadapi dan lalui untuk mencapai hajatku" "Ya Allah semoga Engkau melihat dan mendengar doa-doaku" " Allahumma laa sahla illa ma jaaltahu sahla wa anta tajalul hasna ila si'ta sahla " Sete...