Assalamu'alaykum, teman!
Nah, sudah jelas banget kan ya artinya hijrah. Kalau zamannya Rasulullah, hijrah beliau masuk ke dalam hijrah hissi karena saat itu ada peristiwa di mana Rasulullah mendapatkan penindasan dari orang-orang Quraisy. Waktu itu, Rasulullah mau dibunuh hingga akhirnya Rasulullah ditemani Abu Bakar hijrah dari kota Makkah ke kota Madinah. Eits, yang gak kalah hits di peristiwa ini. Ada Ali bin Abi Thalib yang turut menyukseskan hijrahnya Rasulullah dan hampir mau ikutan jadi korban dibunuh karena Ali dikira Rasulullah (kisah detailnya cari tau sendiri ya teman).
Kembali lagi
dengan #Istiberopini. Kali ini terinspirasi dari posting-an seseorang di medsos
dan fenomena-fenomena yang terjadi saat ini.
Kenapa judulnya Power Ranger?
Sebenernya
tulisan kali ini mau bahas tentang "HIJRAH". Tapi kalo judulnya hijrah
mah basi banget kan ya? Aku mau judul yang menarik perhatian ceritanya. Nah! menurutku dengan judul Power Ranger bisa dianalogikan dengan tema sesungguhnya hehe.
Jadi...
Apa sih hijrah?
Kalau menurut
salah satu artikel dari rumaysho[dot]com. Secara etimologi, hijrah adalah
lawan dari kata washal (bersambung). Maksud hijrah di sini adalah berpisahnya
seseorang, entah berpisah dengan badan, dengan lisan, dengan hati. Asal
hijrah di sini bermakna meninggalkan, yaitu meninggalkan berbicara atau
meninggalkan perbuatan. Tidak berbicara pada orang lain, itu bermakna
hajr. Adapun kalau membahas hijrah secara istilah, ada dua maksud:
- Hijrah hissi, yaitu berpindah tempat, jelasnya berpindah dari negeri kafir ke negeri Islam atau berpindah dari negeri yang banyak fitnah ke negeri yang tidak banyak fitnah. Ini adalah hijrah yang disyariatkan.
- Hijrah maknawi (dengan hati), yaitu berpindah dari maksiat dan segala apa yang Allah larang menuju ketaatan.
Nah, sudah jelas banget kan ya artinya hijrah. Kalau zamannya Rasulullah, hijrah beliau masuk ke dalam hijrah hissi karena saat itu ada peristiwa di mana Rasulullah mendapatkan penindasan dari orang-orang Quraisy. Waktu itu, Rasulullah mau dibunuh hingga akhirnya Rasulullah ditemani Abu Bakar hijrah dari kota Makkah ke kota Madinah. Eits, yang gak kalah hits di peristiwa ini. Ada Ali bin Abi Thalib yang turut menyukseskan hijrahnya Rasulullah dan hampir mau ikutan jadi korban dibunuh karena Ali dikira Rasulullah (kisah detailnya cari tau sendiri ya teman).
Kalau zaman sekarang mah hijrahnya masuk ke dalam hijrah maknawi. Hijrah dari perbuatan buru ke
perbuatan yang baik. Menjadi orang yang takwa kepada Allah. Pada intinya terdapat
perubahan ke yang lebih baik. Macam power ranger yang berubah untuk mendamaikan
bumi pertiwi, haha. Tapi aku mau
nanya deh, terutama untuk yang perempuan. Kira-kira apa cukup kalau kita
berhijrah hanya dengan berhijrah pakaian? Paham gak maksudku? Jelasnya begini deh ya, misalnya hijrah dari yang tadinya gak berhijab ataupun masih pake hijab yang belum
sesuai dengan syariat ke berhijab yang sesuai syariat, menutup dada, tidak membentuk lekuk tubuh, dan lainnya. Gimana? Kira-kira cukup gak sih kalau cuma berubah pada
style pakaian aja? Kalo menurutku sih gak cukup. Aku pernah berada di masa
pakai jilbab kemudian aku buka lagi, pakai lagi terus buka lagi, begitu terus hingga aku benar-benar menggenggam hidayah Allah (semoga selalu Allah istiqomahkan, aamiin).
Hal itu terjadi saat aku masih SD. Pakai jilbab karena ikutan temen yang
mulai berjilbab, tapi gak tau tuh dasarnya apa. Pada saat aku SMP, aku pun
benar-benar memutuskan untuk berhijab, awalnya pun hanya sekadar berjilbab,
kemudian Allah mempertemukanku dengan lingkaran teman-teman
shalihah yang membuatku banyak belajar hakikat berhijab sesungguhnya. Waktu
pun terus berlajut hingga aku masuk SMA. Dis inilah awal hijrah ku mulai kembali
terombang-ambing. Mengapa? Jawabannya sudah pasti karena aku berpisah dengan
lingkaran teman-teman shalihahku. Diri ku yang masih belum ajeg pun mulai
mengikuti trend berhijab yang lagi hits. Oh iya, saat SMP aku sudah mulai berhijab syar'i, tapi saat SMA ini
aku merasa hal itu gak perlu sampai akhirnya aku berhijab dengan style
"cihuy" dalam artian aku hanya menggunakan selembar segiempat bahan
paris yang tipis tanpa menggunakan ciput (dalaman kerudung) dan ujungnya
tinggal dilempar ke pundak kanan dan kiri, makanya namanya cihuy. Saat
itu diriku benar-benar kehilangan ruh yang sudah kugenggam sebelumnya. Namun
Allah masih sayang aku karena Allah kembali mempertemukanku dengan
lingkaran teman-teman shalihah lainnya dan kembali membantuku untuk
menggenggam hidayah Allah. Alhamdulillah...
Ngomong-ngomong tentang teman, aku jadi teringat salah satu perkataan Rasulullah,
"Teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi, engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalau pun tidak, engkau tetap dapat mendapatkan bau harum darinya. Adapun pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tidak sedap."
(HR. Bukhari Muslim)
Ngomong-ngomong tentang teman, aku jadi teringat salah satu perkataan Rasulullah,
"Teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi, engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalau pun tidak, engkau tetap dapat mendapatkan bau harum darinya. Adapun pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu dan kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tidak sedap."
(HR. Bukhari Muslim)
Dari kisahku
itu, aku menyimpulkan bahwa hijrah kita gak cukup hanya sekadar merubah
penampilan, tapi kita butuh ilmu dan butuh teman yang siap menegur kita kapan
pun saat kita berada di ambang kelemahan iman. Ya, semua harus dicari. Tidak
bisa hanya berongkang kaki untuk mendapatkannya. Jadi, untuk kamu yang juga masih
berada di tahap berhijrah selamat mencari ya. Kita harus yakin itu semua gak ada
yang merepotkan, tapi menjadi bagian dari pertolongan Allah agar kita tetap berada di jalan
yang lurus dan mendapatkan rahmat-Nya.
Cukup sekian ceritaku tentang hijrah yang bukan hanya sekadar kata, tapi perlu segala usaha sekuat mungkin untuk menggenggam rahmat Allah.
Semoga bermanfaat ya.
Semoga bermanfaat ya.
Sampai kembali
di tulisanku selanjutnya.
Komentar
Posting Komentar