Assalamu'alaykum, teman!
Gua mau lanjutin cerita ekspedisi Gunung Semeru bersama teman-teman Backpacker Jakarta. Di bagian ini gua akan mulai dari perjalanan di hari Rabu siang, tepatnya tanggal 30 Agustus 2017.
Meeting point kami tentu ada di Stasiun Pasar Senen. Jadi, dari Jakarta menuju Malang kami menggunakan kereta antarkota, sebut saja dia si Matarmaja dengan keberangkatan pukul 15.15 WIB. Ada cerita menarik di sini dan pastinya gak akan gua lupakan. Hari Rabu pagi gua masih kuliah untuk kelas jam 8 sampai jam 10-an, sayang dilewatkan toh kereta berangkat pun sore, jadilah gua kuliah dulu. Nah, kelar kuliah jam 10 gua lanjut untuk diskusi dengan kelompok mata kuliah Perancangan Pabrik untuk pembagian tugas. Selesai diskusi gua langsung pulang. Bodohnya di sini, packing gua masih ancur parah, semaleman gua malah gak beres-beres, ya sudah terlanjur juga jadi gua pun langsung buru-buru kelarin packing.
Selesai packing, gua pun berangkat sekitar jam 12-an. Dari rumah gak ada yang anterin, gua mah mandiri sih, masa mau naik gunung masih manja juga haha. Akhirnya dari rumah gua naik angkot D. 09 ke Stasiun Depok Baru. FYI, rencana awal gua gini:
Tapi, bisikan dari mana tau nih gua mengubah rencana setelah gua sudah di KRL arah Stasiun Kota. Gua jadi berencana naik KRL yang bisa turun langsung di Stasiun Pasar Senen. Karena sudah keburu naik yang arah Kota, akhirnya gua turun di Stasiun Manggarai terus gua nyebrang ke peron sebelah untuk naik KRL ke arah Bekasi, bodohnya lagi gua gak ada pengalaman naik kereta yang ke arah Bekasi terus turun di Stasiun Jatinegara, kemudian lanjut ke Stasiun Pasar Senen. Nah, karena gua takut nyasar atau salah turun staisun, akhirnya gua nyebrang lagi, terus nungguin kereta yang ke arah Jatinegara. Dan gua baru ngeh, pas liat jam sudah menunjukkan jam 14-an lebih. Tettootttt. Gua makin panik, bisa ketinggalan kereta nih, di grup pun sudah rame nanyain gua di mana. Dahlah gua bener-bener pasrah, tapi gua tetep usaha. Sampai di Stasiun Tanah Abang, banyak emak-emak kan pada naik, akhirnya gua memberanikan diri buat nanya itu emak-emak di samping gua.
Naik KRL sampai Stasiun Cikini, kemudian naik bis M15 ke Stasiun Senen
"Bu, maaf Ibu mau ke Stasiun Jatinegara?" kata gua.
Si ibu jawab, "Iya, kenapa emang?".
Gua jawab, "Gini Bu, saya mau ke Stasiun Senen, mau naik kereta yang jam tiga lewat lima belas, tapi sekarang sudah jam setengah tiga Bu, enaknya gimana ya Bu biar keburu? saya gak tau soalnya Bu rutenya". Dan kebetulan kereta yang gua naikin sudah sampai Stasiun Kampung Bandan.
Si Ibu langsung rekomendasiin ke gua, "Yaudah kamu turun aja di Stasiun Kemayoran, abis itu naik Gojek, paling cuma lima ribu, soalnya deket ke Stasiun Pasar Senen, tapi karena kereta ini gak berenti di Senen jadi mending turun di Kemayoran aja, keburu insyaaAllah."
Si ibu jawab, "Iya, kenapa emang?".
Gua jawab, "Gini Bu, saya mau ke Stasiun Senen, mau naik kereta yang jam tiga lewat lima belas, tapi sekarang sudah jam setengah tiga Bu, enaknya gimana ya Bu biar keburu? saya gak tau soalnya Bu rutenya". Dan kebetulan kereta yang gua naikin sudah sampai Stasiun Kampung Bandan.
Si Ibu langsung rekomendasiin ke gua, "Yaudah kamu turun aja di Stasiun Kemayoran, abis itu naik Gojek, paling cuma lima ribu, soalnya deket ke Stasiun Pasar Senen, tapi karena kereta ini gak berenti di Senen jadi mending turun di Kemayoran aja, keburu insyaaAllah."
Akhirnya gua pun mengikuti saran Si Ibu, setelah sebelumnya gua pamit dan bilang makasih sama beliau. Gua turun di Stasiun Kemayoran abis itu lanjut ojol. Pas naik ojol gua langsung bilang keabangnya, itu udah jam 14.50an gua makin panik.
"Bang, saya naik kereta jam 15.15, cepet ya bang, saya ngejar kereta".
Alhamdulillah abangnya tau jalan tercepat dan ngebut. Finally, Alhamdulillah gua sampai di Stasiun Pasar Senen dengan selamat dan gak ketinggalan kereta. Di sini gua merasakan pertolongan Allah dekat banget, siapa pun yang gua tanyain dan terlibat dengan perjalanan gua dari rumah ke Stasiun Pasar Senen ini sangat royal, baik, dan rasanya mau nangis aja Ya Allah. Pengalaman berharga bangetlah. Ini juga berkat ajaran ibu gua yang selalu gua tanamkan dalam diri untuk jadi anak yang mandiri dan gak putus asa serta selalu ingat Allah dalam segala kondisi. Alhamdulillah :)
"Bang, saya naik kereta jam 15.15, cepet ya bang, saya ngejar kereta".
Alhamdulillah abangnya tau jalan tercepat dan ngebut. Finally, Alhamdulillah gua sampai di Stasiun Pasar Senen dengan selamat dan gak ketinggalan kereta. Di sini gua merasakan pertolongan Allah dekat banget, siapa pun yang gua tanyain dan terlibat dengan perjalanan gua dari rumah ke Stasiun Pasar Senen ini sangat royal, baik, dan rasanya mau nangis aja Ya Allah. Pengalaman berharga bangetlah. Ini juga berkat ajaran ibu gua yang selalu gua tanamkan dalam diri untuk jadi anak yang mandiri dan gak putus asa serta selalu ingat Allah dalam segala kondisi. Alhamdulillah :)
Begitu aja cerita part #2 Semeru. Masih belum juga cerita perjalanannya? Hahaha.
Sedikit kesimpulan dari cerita part #2, libatkan Allah dalam setiap tindakan dan jangan lepas untuk berdzikir.
Semoga bermanfaat. See you at Semeru, Impian Sejak Negara Api Belum Menyerang #3 (kalau gua masih mau nulis ya, haha). Yang belum baca part #1 silakan dibaca disini ([Pra-Story] Semeru, Impian Sejak Negara Api Belum Menyerang #1)
Terima kasih :)
Hasil dari kemandirian dan ketidakputusasaan. Menikmati sunrise di Danau Ranukumbolo. |
Komentar
Posting Komentar